Selasa, 01 September 2009

PATROLI SIANG DI PERSIMPANGAN

Pawai egoisme melangkah dari segala arah

Antrean siang seperti yang sudah-sudah, malah tambah parah

"Untuk apa kami harus mengalah?"

"Lampu tiga warna cuma pajangan yang tak mungkin marah"

Individualisme sudah jadi hal lumrah

Nonsens benar-salah, matahari telanjur merekah tepat di tengah

...

"Persetan dengan peluitmu! Kami tak mau tahu!"

Raungan mesin menderu siap melaju

Ibu tua melintas tertatih di perempatan

Sesosok bayi menangis keras dalam gendongan

Klakson menyalak tiada henti, sopir angkot lepas kendali

Awal pekan ini ... dua nyawa melayang lagi.

(Solo yang makin panas, 01092009 @ 13.00)

Tidak ada komentar: