Pawai egoisme melangkah dari segala arah
Antrean siang seperti yang sudah-sudah, malah tambah parah
"Untuk apa kami harus mengalah?"
"Lampu tiga warna cuma pajangan yang tak mungkin marah"
Individualisme sudah jadi hal lumrah
Nonsens benar-salah, matahari telanjur merekah tepat di tengah
...
"Persetan dengan peluitmu! Kami tak mau tahu!"
Raungan mesin menderu siap melaju
Ibu tua melintas tertatih di perempatan
Sesosok bayi menangis keras dalam gendongan
Klakson menyalak tiada henti, sopir angkot lepas kendali
Awal pekan ini ... dua nyawa melayang lagi.
(Solo yang makin panas, 01092009 @ 13.00)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar