Kamis, 24 September 2009

TANPA JUDUL

Sepi sendiri ...

berdiri saja

mengharap hidup berlalu

begitu saja, penantian sang amelia sia-sia saja

  • Jika ini adalah angin yang teramat membadai
  • yang meluap dan melangit
  • memimpikan sang amelia
  • yang sekarat dan mulai mati

Kutunggu dirimu di sini

mengiringiku di sejuk hari

tapi biar ...

jangan dipaksa ...

bila tak bisa ...

  • Aku usaha
  • jangan hanya merenung, merenung, dan curiga saja
  • aku akan mengambilmu
  • PASTI
  • aku tak bohong, tapi tak janji
  • hanya pesan lewat terbangku
  • ITU SAJA

[A POEM BY DARUMAS AS, member of Sconeightra 02/03]

6.30

enam lewat tiga puluh pagi

-seperti biasa-

bukan hanya sekali dua kali

aku menunggumu di sini

berdesakan di halte metromini

tempat kita bertemu pertama kali

enam lewat tiga puluh pagi

...

kaubiarkan aku menanti

sesuatu yang tak kunjung pasti

cinta sejati

yang takkan pernah kudapati

20 November 2000

[puisi jadul waktu smp ... inspired by ANGKUTAN 04]

Selasa, 01 September 2009

SAJAK UNTUK SEBUAH NAMA

(inspired by YPDN dan AJSF)

.......

I

Apalah artinya cinta? - tanpa makna yang mengisi kata

Bias pesonanya membuat takjub, bagai cahaya malam di langit kutub

Inikah yang selalu dialami? - kala asmara mulai bersemi

Galau dan gelisah datang, rindu pun terus berulang

...

Aku diam terpana - memandang senyum manismu, Nona

Inikah sang puteri? - tulang rusuk yang lama kucari

Lekas aku berkhayal, kisah ini kan abadi kekal

.......

II

Aku belum siap

  • Berpisah dengan rembulan

Ijinkan aku berbisik mesra pada kalam

Gerimis datang menyambut pagi

  • AKU BELUM SIAP!!!

Iring-iringan awan berarak pelan

Lentera jiwa terusir bersama malam

(12 Oktober 2008)

PATROLI SIANG DI PERSIMPANGAN

Pawai egoisme melangkah dari segala arah

Antrean siang seperti yang sudah-sudah, malah tambah parah

"Untuk apa kami harus mengalah?"

"Lampu tiga warna cuma pajangan yang tak mungkin marah"

Individualisme sudah jadi hal lumrah

Nonsens benar-salah, matahari telanjur merekah tepat di tengah

...

"Persetan dengan peluitmu! Kami tak mau tahu!"

Raungan mesin menderu siap melaju

Ibu tua melintas tertatih di perempatan

Sesosok bayi menangis keras dalam gendongan

Klakson menyalak tiada henti, sopir angkot lepas kendali

Awal pekan ini ... dua nyawa melayang lagi.

(Solo yang makin panas, 01092009 @ 13.00)